Posts

Showing posts from August, 2008

LULUS KONSERT AVRIL,PENGHINAAN KEPADA NEGARA DAN UMAT ISLAM

Tindakan jemaah menteri meluluskan semula konsert Avril adalah suatu penghinaan kepada negara Malaysia dan umat Islam yang akan menyambut bulan Ramadhan pada bulan september ini. Walaupun Kementerian Kesenian dan Warisan dan PUSPAL telah membatalkan konsert yang akan diadakan pada 29 Ogos ini, tetapi ia diluluskan semula apabila diangkat kepada mesyuarat jemaah menteri semalam.Dewan Pemuda PAS Wilayah Persekutuan membantah dan mengutuk sekeras-kerasnya jemaah menteri yang membuat keputusan ini. Ini suatu tindakan yang kurang ajar, walaupun Shafie Afdal menyatakan bahawa penganjur hiburan diminta menghormati prosedur permohonan permit selepas ini.Ini menunjukkan tidak ada sedikit pun rasa hormat dan sensitif jemaah menteri kepada perasaan majoriti umat Islam dan warga pribumi di negara ini. Pembatalan konsert sebelum ini, bukan kerana menghormati hari kemerdekaan ke-51 tetapi hanya kerana kelambatan permohonan permit. Maruah umat Islam dan rakyat Malaysia seperti dipijak-pijak dan dipe

peristiwa di bulan Ramadhan

Di bulan Ramadhan Al Qur’an di turunkan. Dialah wahyu Allah yang menjadi petunjuk hidup manusia. Dialah mu’jizat yang dianugerahkan Allah kepada manusia. Tanggal 17 Ramadhan tahun ke-2 Hijrah, hari Jum’at pagi, terjadi peperangan Badr al-Kubra. Sebuah perang besar terbuka yang pertama kalinya terjadi antara kaum Muslimin melawan kaum musyrik. Pertempuran terjadi di sebuah lembah di dekat kota Madinah, yaitu di Badr. Kekuatan kaum Muslimin waktu itu, sekitar 300 orang, setiap dua orang satu unta. Sedangkan kekuatan kaum kafir sekitar 1000 orang dengan perincian 700 orang naik unta dan lebih dari 100 orang adalah pasukan berkuda. Berarti satu orang Muslim harus menghadapi 3 lawan. Pertempuran dimenangkan oleh kaum Muslimin dengan gilang-gemilang. Tanggal 18 Ramadhan tahun ke-8 Hijrah Rasulullah bersama 12 000 kaum Muslimin bertolak dari Madinah menuju Makkah untuk membebaskan Makkah. Peristiwa bebasnya kota Makkah terkenal dengan sebutan Futuh Makkah. Pembukaan kota Makkah menandai sebua

Tetamu Senja...

Image
Kita datang ini hanya sebagai tetamu senja Bila cukup detik kembalilah Kita kepadanya Kita datang ini kosong tangan dada Bila pulang nanti bawa dosa bawa pahala Pada tetamu yang datang dan Kenal jalan pulang Bawalah bakti mesra kepada Tuhan kepada Insan Pada tetamu yang datang Dan lupa jalan pulang Usahlah derhaka pula Pada Tuhan kepada insan Bila kita lihat manusia lupa tempat Atau segera sesat puja darjat Puja pangkat Segera kita insaf kita ini punya kiblat Segera kita ingat kita ini punya tekad Bila kita lihat manusia terbiar larat Hingga mesti merempat ke laut biru Ke kuning darat Harus kita lekas sedar penuh pada tugas Harus kita tegas sembah Seluruh rasa belas Kita datang ini satu roh satu jasad Bila pulang nanti bawa bakti padat berkat Kita datang ini satu roh satu jasad Bila pulang nanti bawa bakti padat berkat ~ A. Samad Said Syair A.Samad Saidbanyak mmberi keinsafan pd dri ana..diharap syair ini memberi kesedaran kepada semua sahabat...

Marhaban Ya Ramadhan....

Dalam Kitab Durratun Naasihiin diriwayatkan tentang kisah disyari’atkannya puasa. Dikatakan bahwa yang dimaksud dengan puasa ialah menekan musuh Allah (Setan). Dan sesungguhnya setan memanfaatkan nafsu syahwat sebagai alat penggoda. Kekuatan sang nafsu akan bertambah disebabkan makan dan minum. Karena itulah menurut kisah kejadiannya, bahwa setelah Allah menciptakan akal dan nafsu, Allah memerintahkan mereka menghadap-Nya. Kemudian ditanya satu persatu. Sang akalpun datang menghadap dan ketika disuruh berbalik, berbaliklah ia. Lalu Allah pun bertanya kepadanya, “Man ana wa man anta? (siapa saya dan siapa kamu?)”. Maka dengan tawadhu’ sang akal menjawab, “Anta Rabbiy wa ana ‘abduka adh dhoif (Engkau Tuhanku dan aku hamba-Mu yang lemah)”. Karena itu Allah memberinya kemuliaan. Sedangkan nafsu, ketika diperintahkan untuk menghadap, ia diam saja tidak menjawab. Dan ketika ditanya dengan pertanyaan yang sama, dengan sombongnya dia menjawab, “Ana wa ana, Anta wa anta (aku ya aku, Engkau ya E